Dalam pandangan Fazlur Rahman, studi al Qur'an setelah abad XI mengalami kebuntuan, jumud, dan tidak berkembang. Hal ini disebabkan karena studi al Qur'an terlampau leterlik, apologetik, dan atomistik. Oleh karena itu, Rahman menawarkan sebuah metode penafsiran al Qur'an yang dikenal dengan sebutan Gerakan Ganda [Double Movement], yaitu proses penafsiran al Qur'an dari situasi sekarang ke masa …
Dalam pandangan Fazlur Rahman, studi al Qur'an setelah abad XI mengalami kebuntuan, jumud, dan tidak berkembang. Hal ini disebabkan karena studi al Qur'an terlampau leterlik, apologetik, dan atomistik. Oleh karena itu, Rahman menawarkan sebuah metode penafsiran al Qur'an yang dikenal dengan sebutan Gerakan Ganda [Double Movement], yaitu proses penafsiran al Qur'an dari situasi sekarang ke masa …